Bel pulang berbunyi. Seperti biasa aku, selaku ketua kelas harus pulang akhir untuk mengecek semua perabotan kelas sebelum pulang. Beberapa menit setelah bel berbunyi, kelas sudah hampir kosong kecuali aku. Dan…joe bersama merry. Ku perhatikan mereka berdua sampai tiba lah sebuah percakapan antara mereka..
“mer, temani aku ke kafe depan ya” “sip joe. Jangan lupa traktir
eskrim lho ya! Seperti biasa. Oke?” “oke sayang”
Hei, apa aku salah dengar? Joe memanggil merry dengan sebutan sayang?
Sampai disitu aku benar benar merasakan semua saraf saraf yang ada di tubuhku
telah mati. Apa benar mereka jadian? Ah yasudalah, itu bukan urusanku. Tapi
mengapa rasanya sakit sekali?
Sesampainya dirumah aku langsung mengurung diri dikamar. Saat itu,
aku memang langsung tak merasakan mood apapun. Benar benar mengerikan. Untuk
menghilangkan rasa entah namanya apa, aku memutuskan untuk bersua dengan ym
laptop biruku. Segera aku menceritakan hal ini pada lyn.
Me:
Lyn, joe
mengapa sudah berbeda ya?:|
Lyn:
Aneh? Aku
tidak mersakan hal yang aneh padanya. Persaanmu saja kali. Apa mungkin karena
dia baru saja jadian.
Jadian? Ternyata mereka benar benar jadian. Entah mengapa aku makin
benar benar tidak mersakan mood apa-apa lagi. Rasanya ingin kubanting saja
laptop ini. Tapi, sebelum aku sempat membanting laptop ini lyn meng BUZZ
ku. Sungguh annoying..
Lyn:
BUZZ!!
Megg,
are u ok?
Kamu bertanya r u ok? Lyn, please. Joe cowok yang selama ini sudah
membuatku jatuh cinta kini malah berpacaran dengan orang lain. Dan sekarang
kamu bertanya apa aku baik baik saja? Jelas tidak. Tapi untuk menutupi semua
nya aku hanya membalas..
Me:
Evrthng’s
ok lyn.
Lagian
mengapa aku mesti not ok?
Benar benar jaawaban yang sudah sukses bikin aku ketawa. Super
bohong banget.
Lyn:
Bagus kalau
begitu. Mereka memang pasangan yang serasi ya.
Sama
sama tampan dan cantik lagi.
Me:
Haha,
iya.
Iya,
serasi
Haha
Hahaha, mereka pasangan yang serasi? Hahahahaha.
Lyn:
Hei
megg, aku rasa aku sedang tertarik sama pada anak 97.
Me:
Siapa?
Lyn:
Rudolf, kapten
futsal sekolah kita.
Me:
Oh dia.
Yasuda berusaha lah. Jangan sampai kamu hanya diberi harapan, tapi ujung
ujungnya dia sama yang lain;)
Lyn:
Maksudmu?
Maksudku? Maksudku kau jangan sampai sepertiku yang hanya diberi
harapan tapi palsu. Ingin rasanya aku menjawabnya begitu, tapi itu tidak
mungkin. Dan aku hanya bisa membalas..
Me:
Abaikan.
Keesokannya, aku datang agak siang. Ya, ini semua sudah pasti gara
gara key. Siapa lagi kalau bukan dia? Aku masuk kelas, dan seperti biasa disana
selalu ada pemandangan yang bikin nafsu pengen pulang jadi naik. Ya, apalagi
kalau bukan merry dan joe.
Sepanjang pelajaran, aku selalu memperhatikan mereka. Entah
mengapa, tetapi reflek yang mengaturnya. Tapi sesekali aku memandang mereka,
joe juga sedang seperti memandang ku. Rasanya mentolo moleh eroh a?
Bel istirahat pun berbunyi. Aku memutuskan untuk mengajak selena
dan lyn ke perpustakaan. Entah apa yang membuat ku ingin kesana. Tapi rasanya
ada feeling yang mengatakan bahwa aku harus kesana bersama dua temanku.
Sesampainya di perpus..hmm, seperti biasa aku selalu memilih tempat
duduk favoritku,yaitu tempat duduk dimana pertama kali aku bertemu joe. Wait,
joe? Oh megg, kapan dirimu bisa moveon?
“hei, hari ini entah mengapa aku merasa hmm semacam bahagia” ungkap
selena membuka pembicaraan. “iya kah? Emang ada apa?” serentakku dan lyn
kompak. “tadi pagi, bryan –gebetan selena dari sekolah lain- bbm aku, dia
bilang ‘selamat pagi cantik’” terang selena. “wah, asik banget jadi kamu sel!”
ucap lyn. “tapi aku juga lagi seneng sih..kemaren, Rudolf nge bbm juga!” lanjut
lyn.
Dan dari situ,
aku, semacam orang yang hanya bisa nyimak dan bilang..”how lucky you are, lyn
sel.” Poor, me.
“hei megg, bagaimana denganmu? Kau tak pernah cerita tentang lelaki
yang kau sukai” Tanya selena. Gawat! Aku
harus bilang apa sekarang? Kalau aku bilang
joe…gamungkin! Lagipula aku sudah tidak suka padanya. Ok, untuk menjaga
image aku terpaksa menunjuk salah satu siswa di perpustakaan.. “itu! Dia
ganteng banget! Aku tak sengaja melihatnya kemarin…”seruku sambil menunjuk anak
yang sedang duduk tepat didepanku. “kau yakin, megg? Tapi baru ketemu masa
sudah tergila gila sih?” Tanya lyn dengan keponya.”cinta itu buta, men!” seruku
asal. “oke, semoga bisa cepet jadian ya” crocos selena.
Hari demi hari
berlalu, hari ini aku, selena dan lyn lagi lagi menghabiskan istirahat di perpustakaan.
Itu semua karena aku, maksudku, karena alasanku ingin meng flashback an diri
diperpus. Aku bilang pada selena dan lyn? Tentu saja tidak, aku hanya
bilang…”ingin bertemu lelaki yang ku ceritakan saat itu” totally bohong, tapi aku
gamungkin bicara yang sebenarnya.
“megg, ternyata cowok yang kamu dambain selama ini itu mantan
bendahara osis you know” terang lyn tiba tiba. Aku sebenernya gak terlalu tertarik dengan ucapan lyn, karena memang
aku gak beneran suka sama lelaki tersebut.tapi, untuk –lagilagi- menjaga image,
aku dengan semangat(bohongan) berkata “sumpaaah? Wah keren dong” “iya!
Namanya George. Emang gak salah kamu pilih dia” lyn menjelaskan.
“teeet teet” bel masuk
berbunyi. seperti biasa kami bertiga kembali kekelas. Ketika sepuluh langkah
sebelum memasuki kelas, aku melihat joe dan merry didepan kelas. Entah apa yang
mereka lakukan, itu bukan urusanku. Selamat bersenang-senang! But wait, kulihat
muka daripada joe dan merry benar benar tidak damai. Ada apaya? Ah, biarkan
saja.
“megg! Apa yang kau lihat? Ayo cepat masuk kelas.” Teriak lyn.
Huft, kaget bukan kepalang,maksudku, setengah mati. “ah tidak lihat apa apa
kok, yuk masuk kelas” ucapku, bohong.
Sepulang sekolah, seperti biasa aku harus keluar terakhir. Saat itu
lagi lagi aku melihat joe dan merry dengan wajah yang tidak damai lagi. Tak
kuhiraukan, aku langsung bergegas pulang untuk menghidari hala hal yang tidak
diinginkan terjadi. Maksudku, aku terlihat cemburu didepan mereka.
Karena terlalu terburu buru, tiba tiba.. *bruuukk* seseorang telah
menabrakku hingga buku buku yang kubawa terjatuh. Tanpa basa basi dan tanpa tau
siapa yang telah menubrukku, aku pun berseru “he kalo jalan pake mata dong,
liat nih semua bukuku jatuh!” ‘hmm, maaf, perkenalkan aku George, anak 93. Maaf
banget kalo aku njatuhin semua bukumu” ucapnya sambil mengambil buku yang jatuh
lalu mengulurkan tangannya pada megg. Apa?
George? Bukankah dia anak yang selalu ada di perpustakaan? “hei! Kok diam saja? Perkenalkan, aku
George. Kau siapa?” Tanya nya sekali lagi. “aku megg anak 99” jawabku
sinis.”iya, aku tau. Aku sering melihatmu diperpus bersama 3 temanmu” jelasnya.
Tak kusangka, jadi selama ini dia tau
keberadaanku.. “pulang bareng, boleh?” Tanya George. “maaf, tapi supirku
sudah menjemput” jawabku.”oke gapapa” “hmm, tapi besok mau gak?” lanjutnya
bertanya. Sambil menghentikan beberapa langkahku, aku terdiam sejenak sambil
merasa aneh. “megg, boleh kan?” Tanya George kembali. “boleh kok” jawabku
sambil menoleh padanya.
Sepanjang perjalanan pulang sekolah, entah mengapa hari ini ada
yang berbeda. Ah, hanya perasaan ku saja mungkin…..
Sesampainya dirumah, adikku, key. Tiba tiba mengajakku belanja ke
pusat perbelanjaan dekat rumah. Kaget bukan main yang pasti, tidak angin leawat
atau apa, tiba tiba key mengajakku belanja? Sebuah keajaiban!
“gimana kak? Mau kan menemaniku?” rengek key. “well, ok. Tapi janji, jangan sekali kali kau bikin onar
disana!” kecam ku. “sip, beres kak” jawab key.
“duh pak steveee, ini kok lama banget sih? Keburu malem banget
nih.” Cetus key. “sabar ya non, kalo mau parker disini emang harus sabar, rame
banget soalnya”
“keeey, daripada ngomel
ngomel, mending dari sini kita jalan aja. Biar pak steve nyariin parkiran”
ucapku dengan lembut, dan ini tumben. “oke deh kak” kata key nurut
Sesampainya disana, key langsung menyeret ku ke outlet buku.
Ketumbenan yang terjadi ini membuatku semakin tak habis pikir.
Tapi..yasudahlah. kulihat key sedang sibuk mencari komik, aku memutuskan untuk
melihat novel-novel terbaru. Ketika
hendak mengambil novel, tiba tiba ada orang lain yang hendak mengambil novel
yang sama dengan novel yang kupilih. Setelah kulihat, ternyata ..joe!
bersambung.......